Alur Dangkal, KMP Pulau Telo Gagal Sandar di Pulau Baai, Penumpang Dievakuasi dengan Kapal Bantuan

Penumpang KMP Pulau Telo dari Enggano saat Dievakuasi dengan Kapal Bantuan, Tiga Orang Dilaporkan Sakit. Kamis (17/4/25) Foto: Adi/coverpublik

Bengkulu, CoverPublik.com – Kapal Motor Penumpang (KMP) Pulau Telo yang mengangkut warga dari Pulau Enggano akhirnya tiba di perairan Pulau Baai, Kota Bengkulu, pada Kamis pagi (17/4/2025) sekitar pukul 07.00 WIB. Meski telah mencapai tujuan, kapal tersebut belum dapat sandar di dermaga karena kondisi alur pelabuhan yang masih dangkal.

Wakil Ketua Indonesia Shipowner Association (INSA) Bengkulu, Edi Haryanto, menyampaikan bahwa saat ini kapal berada dalam posisi angker atau lego jangkar di depan pintu masuk alur pelabuhan. “KMP Pulau Telo sudah tiba, tapi belum bisa masuk ke kolam pelabuhan karena alur terlalu dangkal. Jadi penumpang dijemput menggunakan kapal bantuan,” ujar Edi.

Sebanyak 30 penumpang dievakuasi menggunakan enam armada bantuan yang disiapkan oleh sejumlah pihak, di antaranya Pelindo, Basarnas, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), serta perusahaan pelayaran swasta. Armada bantuan tersebut terdiri dari:

  1. TB Rafflesia – milik Pelindo

  2. TB Marina 2226 – milik PT OSP

  3. TB Melak 1 – milik PT BSML

  4. Kapal KPLP Kelas 3 – milik KSOP

  5. Kapal Basarnas

  6. TB NERA 13 – milik SSF/SSM

Proses evakuasi berjalan lancar, namun terdapat tiga penumpang yang dilaporkan dalam kondisi lemah. Mereka diduga kelelahan setelah menempuh perjalanan laut dari Pulau Enggano. “Ada tiga orang yang kondisinya kurang sehat, terutama anak-anak dan lansia. Ini menjadi perhatian kita bersama agar akses laut lebih layak,” tegas Edi.

Ia berharap pihak Pelindo segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah dangkalnya alur pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai. Salah satu solusi mendesak yang diusulkan adalah pengerahan kapal keruk guna memperdalam alur pelabuhan agar kapal-kapal penumpang dapat bersandar dengan aman dan nyaman.

“Kami harap Pelindo bisa segera mendatangkan kapal keruk agar pelayaran tidak terus terganggu dan masyarakat Enggano bisa terbantu dengan akses laut yang lancar,” ujar Edi menambahkan.

Kondisi dangkalnya alur pelabuhan memang sudah lama menjadi keluhan, terutama dari pihak pelayaran yang melayani rute Enggano–Bengkulu. Pengerukan mendesak perlu dilakukan agar proses sandar kapal bisa berjalan normal dan kegiatan transportasi laut tidak terus mengalami hambatan.

Pewarta: Restu Edi
Editor : Masya Heri
COPYRIGHT © COVERPUBLIK 2025