Coverpublik.com – Ada banyak alasan hingga kisah miris di balik pekerjaan haram yang dilakukan oleh seorang Pekerja Seks Komersial (PSK). Dari banyaknya alasan, jeritan dari himpitan ekonomi menjadi salah satu penyebabnya.
Seperti cerita seorang PSK yang satu ini, Beroperasi selama lebih dari 4 tahun, Ia pun menceritakan alasan hingga awal mula dirinya terjun menjadi seorang PSK. Leni (28) salah seorang PSK di Pulau Baai. Ia jadi PSK berawal dari pernikahannya yang kandas.
“Waktu boking, bisa siang dan malam tapi kalau malam lebih istimewa,”ujarnya, Rabu (23/02/2022).
Leni sudah menetap di Pulau Baai. Walaupan terkadang Ia juga sering ke Bengkulu Selatan atau gabung di tempat temannya di sana.
Satu ruangan dengan Leni ada juga Tia dan Sara (27). Sara bisa di bilang lebih lama di bandingkan Leni sedangkan Tia baru 3 bulan.
Tia mengatakan sebelumnya, Ia di Bengkulu Utara tetapi karena di sana sepi dan ada Job di tempat temannya akhirnya Ia gabung di Pulau Baii,” ujar Tia saat di wawancarai.
Selain Open BO mereka juga melayani orang atau tamu yang mau pesta minuman seperti anggur merah, bintang dan lain-lain. Untuk harga satu botol minumannya yang bersama mereka dengan tarif Rp. 65 ribu.
Untuk tarif berhubungan seks bervariasi ada yang Rp.150 ribu, Rp.200 ribu dan ada juga yang Rp.500 ribu tergantung dengan tamu atau juga permintaannya, jika mau full time sampai tarif Rp. 600 ribu.
“Sebelum melayani tamu mereka minum jamu yang di racik sendiri dan terkadang ada juga yang beli. Karena untuk antisipasi dan mencegah penyakit saat berhubungan,”tutupnya.