Bengkulu,Coverpublik.com – Palang Merah Indonesia Kota Bengkulu akan meningkatkan kemampuan dan kapasitas relawannya dengan aktif memperjuangkan hak relawan di berbagai universitas dan unit yang ada di Kota Bengkulu. Dalam menjalankan tugasnya, PMI harus netral dan tidak memilih-milih siapa yang dibantu, baik itu pendemo, masyarakat maupun aparat, Senin, 21 Februari 2022.
PMI adalah organisasi yang diharapkan masyarakat sebagai organisasi kemanusiaan yang netral dan independen. Jiwa yang tertanam dalam diri relawan PMI adalah sebagai penyelamat nyawa dan kesehatan.
Ketua PMI Kota Bengkulu Dedy Wahyudi, mengapresiasi kerja keras Relawan PMI yang selama ini mengabdi pada tugas tugas kemanusiaan. Dalam peringatan ini, Dedy pun berterimakasih kepada para relawan serta mengingatkan kebersamaan dalam menangani tugas kemanusiaan.
Sementara itu, respons Covid-19, WHO mengidentifikasi relawan sebagai pemangku kepentingan utama untuk komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat (community engagement). ” Ini menunjukkan upaya berharga dan luar biasa yang menurut WHO dilakukan oleh relawan selama Covid-19. Namun, pengakuan masih belum cukup, terutama dalam hal kesejahteraan relawan dan akses ke perawatan kesehatan.
Kepada media Dedy Wahyudi juga menyampaikan, bahwa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas relawan yang ada di kota Bengkulu pihaknya akan adakan kunjungan ke kampus baik negeri maupun swasta dan mengadakan sosialisasi relawan yang ada di tiap unit Korps Sukarela (KSR), yang ada di tiap unit kota Bengkulu.
“Nanti saya didampingi sama ketua ketua KSR tiap unit akan adakan relawan masuk kampus dan kita akan adakan kegiatan donor darah masal, karena orang tau PMI itu bagus kalo ada darah,”tangkas Dedy.
Penghargaan akan diberikan bagi relawan yang dinilai mampu memberikan sumbangsih pada kegiatan di luar kegawatdaruratan atau penanganan bencana, tetapi juga melakukan kegiatan kemanusiaan lain yang juga bermanfaat bagi masyarakat serta organisasi PMI.