Coverpublik.com,Bengkulu – Media sosial masih menjadi sarana mudah penyebaran informasi palsu atau hoax, ujaran kebencian dan isu Suku Agama Ras dan Antar Golongan atau SARA. Maraknya isu ini dikhawatirkan berdampak pada kerukunan dan ketertibatan dalam berbangsa dan antar umat beragama.
Menurut keterangan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyampaikan internet di Indonesia sudah menjangkau 51 persen atau sekitar 132,7 juta jiwa penduduk Indonesia dan berada di urutan ke-4 di dunia.
Kondisi tersebut akan berdampak serius apabila tidak dilakukan antisipasi sedini mungkin sehingga potensi untuk terjadinya penyalahgunaan internet dengan konten Hoak, ujaran kebencian dan isu SARA bisa diminimalisir.
Menyikpai kondisi tersebut, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu, Wibowo Susilo mengimbau agar masyarakat bijak dalam menggunakan sarana komunikasi melalui media sosial terutama hal-hal yang berkaitan dengan hoak, ujaran kebencian, dan isu SARA.
“Saya atas nama ketua SMSI Bengkulu mengimbau kepada seluruh masyarakat lebih khusus kepada seluruh warga Seluma untuk selalu bijak dalam menggunakan media sosial. Mari manfaatkan saran media sosial untuk kegiatan positif dan menghindari ujaran kebencian, berita hoak, dan isu SARA” kata Bowo sapaan akrabnya.
Ia berharap dengan semakin berkembangnya dunia digital menjadi sarana untuk meningkatkan produkitifitas bukan sebaliknya dimanfaatkan secara negatif.
“Dunia digital, media sosial adalah kemudahan yang harus kita manfaatkan sebaik mungkin, jangan sampai disalahgunakan untuk kegiatan yang dapat memecahbelah bangsa, persatuan dan kesatuan. ” tutur Bowo
Bowo meminta agar masyarakat mengedepankan nilai-nilai keberagaman, etika, dan aturan hukum dalam menggunakan media sosial.
“Seleksi informasi sebelum disebarkan mari manfaatkan sumber informasi yang kridibel seperti media massa yang berbadan hukum. Konten hoak, ujaran kebencian, dan isu SARA adalah musuh kita bersama mari kita perangi, perbanyak literasi digital agar kita tidak menjadi korban” pungkas Bowo
Pewarta: Yulisman
Editor: Man Saheri