53 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Serangan Jantung Jadi Penyebab Utama

Jemaah hadi Indonesia sedang melakukan pemeriksaan kesehatan. di Sektor 7 Daerah Kerja Makkah, (Foto: Kemenkes)

Makkah, CoverPublik.com – Memasuki hari ke-22 pelaksanaan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi, tercatat sebanyak 53 orang jemaah haji Indonesia wafat di Tanah Suci. Data ini bersumber dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diperbarui hingga 23 Mei 2025.

Dari angka tersebut, sebanyak 19 orang meninggal dunia akibat serangan jantung, dengan penyebab utama penyakit jantung iskemik akut dan shock kardiogenik. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena angka kematian yang cukup tinggi ini mengindikasikan risiko kesehatan yang cukup besar bagi jemaah selama menjalankan rangkaian ibadah haji.

Kementerian Kesehatan mengimbau kepada seluruh jemaah, khususnya lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbiditas), untuk lebih bijaksana dalam menjalankan ibadah sunah yang bersifat fisik berat. Hal ini untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan yang dapat berujung pada kematian.

Salah satu anggota Tim Visitasi Kesehatan, dr. Agus Sulistyawati, Sp.S, saat melakukan pemantauan kesehatan jemaah di Sektor 7 Daerah Kerja Makkah, menyampaikan bahwa sebagian besar jemaah yang meninggal memiliki riwayat penyakit jantung dan komorbiditas lain. Mereka juga kurang membatasi aktivitas fisik sehingga membahayakan kondisi tubuhnya.

“Kami sangat prihatin dengan angka kematian yang terjadi. Belasan jemaah telah berpulang, dan sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung,” ujar dr. Sulistyawati, Senin (26/5/2025).

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo, menekankan pentingnya disiplin konsumsi obat bagi jemaah yang memiliki penyakit, terutama yang rutin minum obat. Ia juga mengimbau agar para jemaah menghindari stres dengan selalu menjaga pikiran positif dan melakukan zikir.

Selain itu, Liliek mengingatkan para jemaah untuk memeriksakan kesehatan minimal tiga kali dalam seminggu kepada petugas kesehatan, guna memastikan faktor risiko penyakit tetap terkontrol dengan baik.

“Paling penting adalah mendampingi jemaah dengan komorbid dan lansia yang memiliki riwayat jantung dengan bekerjasama bersama ketua regu dan jemaah yang sehat,” ucap Liliek.

Tujuan utama pelaksanaan ibadah haji adalah meraih haji mabrur yang harus didukung dengan kondisi fisik yang prima. Oleh sebab itu, imbauan tegas ini diharapkan mampu menekan angka kematian jemaah haji Indonesia di tahun ini.

Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Masya Heri
COPYRIGHT © COVERPUBLIK 2025