Makkah, CoverPublik.com – Di tengah suasana khidmat di Masjidil Haram, Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar menyampaikan kabar menggembirakan terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Meski sempat dibayangi sejumlah tantangan besar, terutama perubahan sistem layanan berbasis delapan syarikah, persoalan krusial berhasil diatasi secara bertahap.
Dalam pernyataannya yang disampaikan Sabtu (31/5/2025), Menag didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, dan jajaran Amirul Hajj.
“Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah Swt karena satu per satu persoalan yang sempat kita hadapi telah terurai dengan baik,” ujar Menag sebagaimana dilansir Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah.
Menag memberikan apresiasi tinggi atas kerja keras dan keberanian tim Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Menurutnya, kejelian dan inovasi para petugas lapangan menjadi kunci keberhasilan dalam menjinakkan potensi masalah yang muncul akibat transformasi sistem layanan.
“Kejeniusan teman-teman PPIH sangat terasa. Mereka berani mengambil keputusan yang tepat dalam waktu singkat, bahkan melakukan terobosan yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” tuturnya.
Peralihan sistem dari satu pengelola menjadi delapan syarikah memang menuntut adaptasi cepat dan koordinasi yang lebih kompleks. Namun, hal tersebut justru menjadi momentum untuk pembelajaran penting dalam pengelolaan ibadah haji berskala besar.
Menag menegaskan pentingnya dokumentasi menyeluruh terhadap proses penyelenggaraan haji tahun ini. Setiap anggota Amirul Hajj diminta menyusun laporan tertulis, dokumentasi visual, dan catatan harian sebagai bahan evaluasi dan pembelajaran ke depan.
“Kita ingin memiliki buku besar pelaksanaan haji dari A sampai Z. Ini bukan sekadar dokumentasi, tetapi akan menjadi rujukan resmi dan warisan pengetahuan nasional,” jelasnya.
Dokumen tersebut rencananya akan diserahkan kepada Presiden Republik Indonesia sebagai bahan pertimbangan strategis dalam merumuskan kebijakan haji masa mendatang.
Meski banyak persoalan telah teratasi, Menag tetap menekankan perlunya evaluasi menyeluruh agar titik-titik kelemahan dapat diperbaiki.
“Tahun ini adalah tahun pembelajaran luar biasa. Semoga ini menjadi fondasi kuat bagi pelayanan haji yang makin prima di masa depan,” pungkas Nasaruddin.
Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Masya Heri
COPYRIGHT © COVERPUBLIK 2025