
Mukomuko, CoverPublik.com – Kasus kematian mendadak ternak milik warga di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terus bertambah. Diduga kuat, kematian ini disebabkan oleh penyakit Ngorok atau secara medis dikenal sebagai Septicaemia Epizootica (SE).
Hingga Sabtu, 3 Mei 2025, jumlah ternak yang mati telah mencapai ratusan ekor, dengan jenis ternak yang paling terdampak adalah kerbau.
Anggota Komisi I DPRD Mukomuko, Hanasrum, menyampaikan bahwa keluhan masyarakat terkait ternak mati sudah ditindaklanjuti. Ia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Mukomuko, dan dinas teknis telah turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan langsung.
“Begitu mendapat laporan dari masyarakat mengenai banyaknya ternak yang mati mendadak, kami langsung menghubungi dinas terkait. Tim dari dinas sudah turun untuk mengambil sampel dan melakukan pengamatan langsung di lapangan,” ujar Hanasrum.
Hanasrum menambahkan, di wilayah Kecamatan Teramang Jaya, terutama di Desa Pondok Baru dan Pernyah, kerbau ditemukan mati bergelimpangan di kawasan perkebunan sawit. Kejadian tersebut telah berlangsung selama sepekan terakhir, dan laporan ternak mati terus berdatangan setiap hari.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Pitriani Ilyas, SPt, membenarkan bahwa penyakit ini kini tidak hanya terbatas di satu wilayah. Penyebaran juga telah meluas ke Kecamatan Ipuh, di mana laporan serupa mengenai ternak mati mulai diterima dari para peternak.
“Awalnya kami menerima laporan dari Kecamatan Teramang Jaya, dan kini wabah tersebut sudah meluas ke Ipuh. Kami sangat prihatin karena jumlah ternak mati terus bertambah,” ujar Pitriani.
Sebagai tindak lanjut, pada Kamis, 1 Mei 2025, Dinas Pertanian Mukomuko telah menurunkan enam orang dokter hewan dari Puskeswan Kota Mukomuko dan Puskeswan Penarik ke lokasi terdampak untuk melakukan penanganan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, di tiga desa di Kecamatan Teramang Jaya, yakni Pernyah, Pondok Baru, dan Nenggalo, ditemukan sebanyak 35 ekor kerbau dalam kondisi mati.
Dinas Pertanian mengimbau seluruh peternak untuk segera melapor jika menemukan tanda-tanda sakit pada ternaknya agar wabah tidak semakin meluas.
Pewarta: Tony/Restu Edi
Editor : Masya Heri
COPYRIGHT © COVERPUBLIK 2025