
Bengkulu Utara, CoverPublik.com – Masyarakat Pulau Enggano menyatakan kekecewaannya karena aspirasi mereka tidak tersampaikan kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, saat kunjungannya ke Provinsi Bengkulu baru-baru ini.
Warga menilai, selama lebih dari tiga bulan terakhir, mereka tidak mendapatkan akses transportasi laut yang layak untuk keluar masuk pulau, yang sangat berdampak pada aktivitas sosial, ekonomi, dan keselamatan mereka.
Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu, Fahmi Arisandi, mengungkapkan bahwa perhatian pemerintah tampak lebih difokuskan pada persoalan pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang berdampak pada distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan barang kebutuhan pokok di daratan Bengkulu.
“Memang benar, para pelaku usaha terganggu dengan pendangkalan alur itu. Namun jangan lupakan bahwa ada ribuan warga Enggano yang kini seolah terkurung di pulau. Ini harus menjadi perhatian serius, bukan hanya soal pelabuhan utama saja,” kata Fahmi, Sabtu (31/5/2025).
Ia menilai, tidak adanya akses transportasi memaksa masyarakat Enggano menempuh perjalanan laut berisiko tinggi dengan kapal kecil yang tak layak untuk menyeberangi samudra.
“Warga dipaksa mempertaruhkan nyawa. Ini menyedihkan dan mencerminkan ketidakmampuan pemerintah daerah untuk mencari solusi alternatif. Pemerintah hanya menunggu pengerukan selesai tanpa upaya konkret lain,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Harian Daerah AMAN Enggano, Mulyadi Kauno, menyampaikan bahwa kondisi ini menunjukkan rendahnya empati dan lambannya respons pemerintah terhadap kebutuhan mendesak masyarakat di pulau terluar tersebut.
“Pengerukan pelabuhan memang penting untuk ekonomi jangka panjang, tetapi dalam kondisi darurat seperti ini, pemerintah seharusnya segera menyediakan kapal pengganti yang layak,” ujar Mulyadi.
Ia menambahkan bahwa masyarakat Enggano hanya menginginkan adanya kapal yang mampu menyeberangi lautan secara aman dan rutin. “Kami tidak menuntut hal muluk. Kami hanya ingin akses hidup kami tidak terputus,” imbuhnya.
Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Masya Heri
COPYRIGHT © COVERPUBLIK 2025