Rejang Lebong, CoverPublik.com – Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam. Salah satu upaya nyata dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Desa Teladan, Kecamatan Curup Selatan, sejak 13 hingga 17 Oktober 2025.

Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini bertujuan membentuk masyarakat desa yang mandiri, adaptif, dan tangguh dalam menghadapi risiko bencana, khususnya di wilayah rawan.
Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong, M. Budianto, MT, mengatakan bahwa pelatihan ini fokus pada peningkatan kapasitas masyarakat agar mampu menghadapi situasi darurat secara cepat dan sistematis.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat memiliki kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serta mampu melakukan penanggulangan secara sistematis dan cepat pulih dari dampaknya,” ujar Budianto.
Sebanyak 25 peserta yang terdiri dari unsur masyarakat, perangkat desa, dan relawan siaga bencana Desa Teladan mengikuti pelatihan ini. Mereka menerima materi mengenai pencegahan, mitigasi, serta strategi pengurangan risiko bencana yang disampaikan oleh narasumber dari BPBD dan praktisi kebencanaan.
Sinergi Lima Pilar
Bupati Rejang Lebong, H.M. Fikri Thobari, SE., M.AP., dalam sambutan yang dibacakan Asisten I Setdakab, Bobby Harpa Santana, S.STP., M.Si., menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penanggulangan bencana.
“Lima pilar utama dalam penanganan bencana — yakni pemerintah, dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan media massa — harus bersinergi baik secara internal maupun eksternal,” kata Bobby.
Menurutnya, keterlibatan masyarakat merupakan elemen kunci dalam membangun ketahanan desa menghadapi bencana.
“Semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam upaya penanggulangan bencana, maka penanganannya akan semakin baik ke depan. Desa Tangguh Bencana adalah wujud nyata peningkatan kapasitas dan kompetensi masyarakat desa,” ujarnya.
Zona Merah
BPBD Rejang Lebong mencatat terdapat 43 desa dan kelurahan yang berada di zona merah bencana, meliputi potensi banjir, tanah longsor, dan erupsi Gunung Api Bukit Daun. Dari jumlah tersebut, baru 13 desa atau sekitar 30,24 persen yang telah ditetapkan sebagai Destana.
“Kami berharap desa-desa yang sudah ditetapkan sebagai Destana terus meningkatkan koordinasi dan kapasitas masyarakatnya. Dengan demikian, ketika bencana terjadi, mereka siap bertindak cepat, terpadu, dan tepat sasaran,” jelas Bobby.
Ia juga mengimbau seluruh peserta pelatihan agar serius mengikuti setiap materi yang disampaikan dan mampu menerapkannya secara langsung di lingkungan masing-masing.
“Melalui pelatihan ini, kita dorong masyarakat agar mampu melakukan langkah-langkah antisipatif, memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, dan memformulasikan strategi pengurangan risiko bencana,” tutupnya.
Pelatihan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat kesiapsiagaan warga, serta mempererat kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun daerah yang tangguh, aman, dan berdaya tahan tinggi terhadap bencana.










