Bengkulu Selatan – Petugas Polsek Pino Raya mengamankan sebanyak 25 ton pupuk Mutiara yang diduga palsu di sebuah rumah kontrakan milik EMS (25) warga Dusun Selipi Desa Padang Serasan Kecamatan Pino Raya Bengkulu Selatan, Kamis (4/11/21).
Pupuk diduga palsu tersebut diedarkan oleh AD dan PA, warga Ngapak Provinsi Jawa Tengah yang kini telah diamankan.
Pupuk tersebut diduga akan dijual kepada warga Pino Raya, namun polisi mencurigai pupuk tersebut palsu karena dijual dengan harga dibawah harga jual pada umumnya. Saat ini, polisi masih menyelidiki asal usul pupuk tersebut.
Pupuk tersebut diduga akan dijual kepada warga Pino Raya, namun polisi mencurigai pupuk tersebut palsu karena dijual dengan harga dibawah harga jual pada umumnya. Saat ini, polisi masih menyelidiki asal usul pupuk tersebut.
Kapolres Bengkulu Selatan AKBP Juda T Tampubolon S.H S.I.K melalui Kapolsek Pino Raya Iptu Junairi, S.H., M.H mengatakan, kasus tersebut saat ini ditangani unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polres Bengkulu Selatan.
“Kasus ini ditangani Unit Tipidter, diduga pupuk ini tidak hanya diedar di Pino Raya,” kata Kapolsek, Dari lokasi penggerebekan itu, petugas mengamankan 25 ton pupuk diduga Mutiara diduga Palsu”.
Lanjut Kapolsek Kebutuhan pupuk yang meningkat menjelang musim tanam mendorong sejumlah oknum untuk melakukan pemalsuan pupuk. Di daerah yang kebutuhan pupuknya tinggi, biasanya muncul pupuk dan pestisida palsu.
“Petani harus waspada dan hati-hati dalam membeli pupuk. Petani jangan tergiur dengan harga yang murah. Perhatikan kemasan produk serta masa berlaku izin,” kata Kapolsek
Dia menyarankan petani melakukan konsultasi kepada penyuluh agar terhindar dari penggunaan pupuk palsu. Konsultasi dimaksudkan agar petani tidak mengalami kerugian dan terhindar dari pupuk palsu.
“Meskipun oknumnya sudah ada yang diproses hukum, namun petani perlu waspada terhadap pupuk palsu. Kalau tidak, bisa-bisa mengalami gagal panen,” tegasnya.
Dia mengatakan, beredarnya pupuk palsu yang tidak sesuai dengan standar komponen ditetapkan Kementan akan berdampak pada pertumbuhan tanaman. (TIM)