RRI Bengkulu Nilai Toleransi Beragama di Bengkulu Masuk Kategori Baik

Nenny Afrantiny

Coverpublik.com – Kepala Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) Bengkulu Nenny Afrantiny berbicara toleransi beragama di Provinsi Bengkulu berada dalam kategori baik.

Predikat itu merujuk pada data Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) tahun 2021 yang mendudukkan Provinsi Bengkulu dengan skor 73,3 dari 34 provinsi di Indonesia.

Menurut Nenny, meski angka ini berada di bawah 10 besar nasional, Provinsi Bengkulu disebut masih kondusif dan berhasil menjaga toleransinya dengan baik.

“Kalau di Bengkulu, Alhamdulillah bagus. Masyarakat kita sangat toleran, saling menghargai ketika akan sholat jumat atau natalan dan hari besar lainnya, saling mengucapkan, mendukung, kemanannya juga terjamin. Di Bengkulu masih sangat bagus,” katanya pada Selasa, (29/03/2022).

Nenny menyampaikan, untuk menjaga hal ini, RRI Pro 1 Bengkulu rencananya akan menyiarkan dialog kerukunan beragama yang akan dilangsungkan pada Kamis 31 Maret 2022 lusa, dari pukul 08.00 WIB sampai 09.00 WIB pagi.

Apalagi pada pukul 10.00 WIB, RRI Bengkulu juga akan menyiarkan dialog serupa dari Pro 3 dengan narasumber yg lebih beragam.

Dialog tersebut merupakan bagian lanjutan dari program ‘Beranda Nusantara’ RRI Nasional.

Dalam Dialog lanjutan di RRI Nasional bertema ‘Moderasi Beragama dalam Harmoni Nusantara’ ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar memahami pentingnya toleransi beragama di tengah arus modernisasi.

“Kita bicara tentang kerukunan umat beragama, bagaimana kita menjaga kerukunan umat beragama di zaman modern sekarang ini,” jelas Neny.

Lebih lanjut ia berharap, dengan RRI Bengkulu ikut menyelenggarakan, tentu keharmonisan beragama yang selama ini terjalin baik di Bengkulu dapat terus terjaga dan menjadi contoh untuk daerah- daerah lain di Indonesia.

“Kita sadari bahwa pentingnya moderasi beragama adalah karena menjadi cara mengembalikan praktik beragama, agar sesuai dengan esensinya, dan agama benar-benar berfungsi menjaga harkat dan martabat manusia, tidak sebaliknya,” tutup Kepsta RRI Bengkulu Nenny.